Hal apa yang membuatku bahagia?
Pandemi ini sialan memang. Gara-gara dia, banyak hal yang tadinya membahagiakan sekarang malah jadi terasa membahayakan. Jalan-jalan ke Mall, misalnya. Dulu meski yang dilakukan cuma berkeliling tanpa tujuan jelas mau ke mana, keluar masuk toko mencoba-coba barang tanpa beli apa-apa, mencari jajanan yang harganya sedang ada potongan, atau memesan menu yang itu-itu terus dari restoran kesukaan, tapi melakukannya selalu jadi semacam penghiburan setelah satu hari melelahkan mengurusi pekerjaan. Memberi peningkatan pada nilai rasa senang. Sekarang boro-boro. Membayangkannya saja bergidik. Memaksakan pun bukannya bahagia malah jadi waswas. Kesehatan diri dan sekitar terlalu mahal untuk dipertaruhkan hanya demi kesenangan yang sebentar.
Jadi untuk saat ini, apa hal yang bisa membuatku bahagia?
Uang ngga bisa membeli kebahagian, katanya. Tapi setelah menjalani hidup dengan status sebagai pengangguran, bisa kukatakan kalau kayaknya pernyataan itu butuh direvisi karena di situasi sekarang terasa sangat tidak valid. Uang ngga selalu bisa membeli kebahagiaan, tapi seringkali bisa. Menghadapi pandemi dengan adanya pemasukan secara rutin tentu akan terasa lebih membahagiakan daripada ngga ada sama sekali. Seengganya bisa checkout-checkoutin beberapa barang di keranjang belanja buat ngisi waktu luang.
Jadi salah satu hal yang bisa membuatku bahagia saat ini adalah segera dapat pekerjaan. Rindu sekali rasanya melihat penambahan nominal saldo pada rekening. Rindu merasakan sensasi jadi sultan setiap bulan. Doakan ya, semoga secepatnya didekatkan dengan rejekiku biar suara abang pengantar paket segera terdengar lagi.
-15 September 2020-
0 komentar:
Posting Komentar