Pages

Sabtu, 21 April 2018

Charger

Kamis, 19 April 2018

Aku bete. Moodku ngga bagus. Suasana di kantor sedang kurang menyenangkan. Beberapa teman-temanku sedang mengalami hal yang bisa dibilang ngga begitu baik.

Ada yang diputusin pacar karena ketauan punya akun palsu untuk ngepoin mantan, ada yang kesal sama suami karena menurutnya kurang andil dalam kerja sama ngurus anak, ada yang ngeluhin pacarnya karena berantem terus, ada juga yang mukanya terus ditekuk karena mendapat kata-kata kurang menyenangkan dari bos. Emosi negatif bertebaran di udara.

Terlalu banyak jejalan emosi negatif dari sekitar membuat moodku pun ikut anjlok. Biasanya kalau suasana hati sedang kurang enak aku melampiaskan pada makan. Cari tukang jualan, jajan, ngeganyem, lalu hepi lagi. Sayangnya hari ini kondisi perut lagi kurang bersahabat gara-gara kemaren terlalu banyak makan pedes. Seharian mual, ngga nafsu makan, dan perut ngga karuan. Komplit lah. Lengkap. Mukaku hari ini mungkin udah kayak kabel chasan masuk tas. Kusut.

Aku ngga suka terus larut dalam perasaan suram seperti ini. Maka aku pun menulis kata semangat yang kutujukan untuk diri sendiri di akun twitterku, yang semoga cukup untuk membuat suasana hatiku naik lagi.

"Tak ada hari yang tak berlalu dibawa waktu. Termasuk hari buruk. Maka bertahanlah. Jalan saja terus."

Ya, menjalani satu hari buruk bukan berarti seluruh hidup jadi buruk kan. Maka jalan terus lah. Mungkin akan ada hal baik datang.

Dan benar saja.

Sore, di kereta, di perjalanan pulang ke rumah, satu pesan sampai di hapeku. Dari sosok yang nama kontaknya kuberi nama Charger.

"Are you okay today??"

Wah kayaknya dia baca tweetku tadi.

"Hari ini 65 lah."

Aku dan dia punya kebiasaan memberi nilai pada hari yang baru saja dijalani sebagai gambaran seberapa buruk atau baik harinya kala itu.

"Memang tak semua hari berjalan baik. Everything gonna be okay."

Aku tersenyum membaca pesannya. Lalu pesan dari dia datang lagi.

"Aku ada sesuatu nih buat kamu. Bentar ya kukirim."

Wah apa nih. Muncul deg-degan yang dipicu rasa penasaran campur senang. Perasaan yang menyenangkan. Aku menunggu lagi balasan chat dari dia dengan tidak sabar. Setelah menunggu selama dua menit yang rasanya seperti 120 detik, hapeku berbunyi diiringi notifikasi namanya muncul.

"Sorry lama, tadi antre dulu soalnya :)"

Sebaris pesan beserta sebuah gambar tertera di layar hapeku. 


Gambar diri dia membawa es krim dan bungkusan McD. Sontak aku tertawa.

Berhubung kami jauh, aku selaku bandit makanan acapkali menodong es krim dan kulit ayam McD sebagai persembahan kalau kami bertemu nanti. Dan hari ini benar dia datang (biarpun datangnya secara virtual dalam bentuk dua dimensi), membawa es krim dan bungkusan yang pasti isi di dalamnya ayam goreng (ngga mungkin ketoprak kan, secara McD belum ngeluarin menu ketoprak). 

"Katanya ada yg harinya 65. Makanya mas2 mcdonald nya nyuruh ngasih ini ke kamu."

Tiba-tiba aja aku pengen jadi konglomerat yang super ultra mega kebangetan kaya rayanya. Aku pengen ngedanai peneliti di Jepang untuk buru-buru menciptakan pintu kemana saja biar bisa nyamperin dia saat itu juga dan ngasih pelukan yang lama. Tapi berhubung itu masih angan, maka yang saat itu kulakukan hanyalah mengucapkan terima kasih banyak-banyak disertakan emoji peluk yang ngga kalah banyak.

"Aku ada lagi nih sesuatu buat kamu"

Netizen ini kembali terkejut. Kukira kejutannya sudah, ternyata masih belum. Dia masih punya sesuatu lagi. Aku menunggu dengan perasaan yang sama seperti tadi, deg-degan senang tak sabaran. 

Lalu datang lah lagi.


"Seburuk apapun masalah yg kamu hadapi, kamu cuman perlu menoleh kesamping. Ada aku. Meskipun mungkin aku tak bsa menyelesaikan masalahmu, aku akan selalu berada disampingmu, mendengarkanmu bercerita, ataupun sekedar menemanimu makan."

Tiba-tiba saja bendungan air mata jebol. Tanpa ada peringatan atau himbauan waspada yang beredar di whatsapp sebelumnya. Jebol begitu saja bersamaan dengan satu perasaan yang menyeruak timbul. Rasa yang memicu kelenjar air mata berproduksi lebih dari biasanya namun juga membuat bibir tak henti menyungging senyum. Rasa yang menjadikan suasana hatiku jauh lebih baik dari sebelumnya. Ngga salah kunamai dia Charger sebagai nama kontakku. Memang begitulah dia nyatanya. Charger.



Selasa, 10 April 2018

Taman Ria

Taman ria yang katanya tempat penuh kegembiraan pun tak seluruhnya terisi kesenangan

Ada jerit kengerian dari roller coaster ketika ia meluncur kencang dari ketinggian

Ada kepanikan penuh rasa cemas dari orang tua yang anaknya hilang lepas dari genggaman

Ada keluh yang dilatari rasa kesal karena harus menunggu lama dalam antrian

Ada kekecewaan ketika hujan menghilangkan kesempatan naik wahana yang diinginkan

Ada rasa sedih karena gelap yang keburu datang padahal masih ingin berlama-lama menikmati permainan

Namun bagaimanapun taman ria tetaplah taman ria, tempat berkumpulnya banyak kegembiraan

Tempat di mana bahagia datang atas waktu yang telah dihabiskan

Dan begitu pula suatu hubungan

Sayang, cinta tak hanya tentang kesenangan

Lebih dari itu, cinta melibatkan semua perasaan

Ketakutan, kecemasan, kekesalan, kekecewaan, kesedihan, juga perasaan lain yang tak begitu menyenangkan untuk dirasakan

Namun layaknya taman ria, kesenangan yang disuguhkan jauh lebih banyak melebihi apa-apa yang dirasa tak menyenangkan

Bersamamu, kutemukan banyak bahagia atas waktu yang telah kuhabiskan

Maka maukah terus denganku, nikmati taman ria dengan segala wahana dan perasaan di dalamnya hingga waktu pulang masing-masing kita nanti ditentukan?

(Serpong, 10 April 2018)