Pages

Rabu, 07 Mei 2014

Goodbye is a New Hello

Ada beberapa hal yang aku benci di dunia ini. Pertama, aku benci ijo-ijoan macam seledri, daun bawang, dan sawi menggenang di makananku, entah itu bakso, bubur, mie ayam atau apapun itu. Orang terdekatku sudah pada paham, setiap makan bakso bareng, pasti aku yang paling ribet. Pesen baksonya aja, ngga pake bawang, seledri, dan ijo-ijo. Ngga jarang sehabis aku pesen, abangnya nyeletuk, 
"Kalau mangkok pake ngga neng?"

.....

Ya menurut ngana?


Salah satu momen menyebalkan buatku adalah ketika si abang lupa dengan pesananku yang "ajaib" dan tangannya refleks nabur seledri atau daun bawang ke mangkuk. Adegannya macam di film-film, si abang bergerak dengan gerakan slow motion, aku tersadar dan berteriak "JANGAAAAAANNN!!!" dengan slow motion pula. Tapi aku kalah cepat dan ijo-ijonya sudah keburu menggenang di mangkuk. Kemudian aku meringkuk dengan suram di pojokan sambil main tanah. Kalau sudah begitu, aku akan menghabiskan beberapa menit pertama sebelum makan untuk membuang semua ijo-ijo sampai bersih ngga bersisa (have i told you that i'm perfectionist? well, now you know).

Ngga tau kenapa, simply ngga suka. Ganggu menurutku. Tapi untunglah aku ngga sendirian karena Shinchan pun sepaham denganku. Dia benci dengan bawang dalam sup. Menurut dia, sup dengan bawang itu seperti ingin berduaan dengan pacar tapi terlalu banyak lampu. Jujur sebenarnya aku agak kurang paham sih dengan statementnya, emangnya kenapa kalau pacaran banyak lampu? Giginya jadi silau kah? Atau cabe yang nyempil di gigi jadi keliatan? Ah entahlah, jomblo sejak lahir macam aku mana paham.. #OciMasihPolos #OciNggaTauApaApa #PencitraanSekaliBung Yaa.. intinya ganggu lah pokoknya!

Yang kedua, aku benci nyamuk. Tapi ini situasional sih, tergantung nyamuknya. Kalau dia duduk anteng sambil zikir atau tadarusan sih ngga masalah, i'm okay with that. Tapi kalau dia udah mulai terbang di sekitar kita dengan berisik dan ngincer bagian kulit untuk ditemplokin lalu disedot darahnya, itu lain cerita. I hate it sooooo much. Aku benci suara nguing-nguingnya. Aku benci sensasi gatalnya. Aku benci kelebatan sosoknya ketika dia terbang dengan gesit. Dan yang paling aku benci adalah ketika aku berniat menggaplok badannya dengan tangan, tapi dia mampu meloloskan diri dengan berkelit terbang, dan akhirnya aku malah menggaplok badan sendiri.




Untunglah aku bukan Bruce Banner yang kalau marah langsung berubah jadi Hulk. Ya kali aku harus jadi makhluk gede keker ijo serem tiap berhadapan sama nyamuk. Mana daerah rumahku gelap, sepi, dan banyak pohon pula, bisa bisa disangka Buto Ijo atau Genderuwo. Atau yang lebih parah disangka Agung Hercules cosplay jadi ulet bulu dan disuruh manjat pohon sampai atas sambil teriak "pucuk! pucuk!" untuk keperluan iklan. Ffuuuu.

Dan hal ketiga yang paling paling kubenci adalah perpisahan. I hate goodbye. No, it should be BADbye. How could you called it GOODbye if all you feel about it was BAD? Aku benci perpisahan lebih dari ketika makan bakso ada ijo-ijoan di mangkuk dan banyak nyamuk nguing nguing beterbangan di sekitar. Aku benci ketika kebersamaan yang sudah jadi rutininas dan suasana yang sudah jadi kebiasaan harus hilang dihapus keadaan. Aku benci dihantam rindu, membuat hati lebam membiru. Aku benci bertanya-tanya, kapan kita akan kembali berjumpa? Ah, pokoknya aku benci..

Sudah beberapa kali aku merasakan yang namanya perpisahan, dan hampir selalu di setiap momen itu aku berakhir sesenggukan sambil bercucuran air mata.  Ngga, aku ngga cengeng, tapi pabrik air mataku memang produktif. Buruhnya rajin-rajin, ngga pernah mogok karena ikutan demo, jadi produksinya tinggi. Makanya stok air mata selalu tersedia berlebih.

Aku benci perpisahan, tapi perpisahan adalah satu-satunya hal kubenci yang ngga bisa kuhindari. No matter what, i have to face it. Can't deny. Dan akhirnya terpikir, bila kebersamaan ngga abadi, maka perpisahan pun ngga abadi. Kita bersama ngga selamanya, berpisah pun ngga bakal selamanya. Yes, i believe one day we will meet again. Maybe not face to face in a real world, but characters to characters in a virtual world pun cukup. Hellowh, 2014, gitchu lochh, perpisahan ngga semenakutkan masa-masa tempoe doeloe dimana satu-satunya media berkomunikasi dengan dia yang dipisahkan jarak nun jauh disana hanyalah surat yang waktu nyampenya lebih lama dari waktu move on Aurel. Lagipula perpisahan bukan akhir, perpisahan adalah awal, awal dari pertemuan yang baru.

 Goodbye is a new hello.

Goodbye fellas! :)


"Yesterday i said goodbye with a tears on my face, now i can't wait to say hello with a smile on my face."