Pages

Sabtu, 31 Maret 2018

Kopi


Not a coffee person karena setiap minum kopi udahannya selalu mules. Lucunya hidup, daku malah dipertemukan sama orang yang saking cintanya sama kopi, mungkin kalau dia luka yang netes dari lukanya bukan darah, tapi kopi.

Beberapa hari lalu, dia kirim sebungkus kopi flores. Katanya untuk Abah. Dia bilang kopi flores rasanya enak, ada rasa asam asam mirip buah cherry. Dalam hati ingin kujawab, "yah rasa-rasa cherry mah beli aja permen kis di warung, gopek tiga dapet tuh!" tapi kuurungkan niat karena aku takut disembur kopi.

"Enak tuh yang, kamu juga coba deh seduh." Katanya berpromosi, mencoba meyakinkanku untuk mencicip kopi.

"Jangan rasain pahitnya. Nikmatin rasa sesudahnya. After tastenya tu enak."

"Mules itu sugesti doang."

Sesaat aku merasa jadi ibu-ibu yang lagi setengah mati dibujuk sama SPG panci untuk beli panci tekanan tingginya yang terbaru biar dia dapet komisi.

Terbujuk oleh kata-katanya yang meyakinkan, pagi ini pun aku mencoba menyeduh kopi flores yang dia kirim. Tapi monmaap nih, daku kan masih amatir di bidang perkopian ni yak, kalau kopi item ngga pake campuran apa-apa mah hamba masih belum sanggup. Maka jadilah, segelas kopi dengan campuran susu kental manis alias kopi susu.

Kuhirup wanginya dalam-dalam sebelum kusesap. Wangi kopi yang pekat tercium. Yalah, kalau wangi jahe mah bandrek. Pelan-pelan kusentuhkan bibir gelas ke bibirku dan kusesap pelan isinya. Lah masih panas ternyata huhu lidahnya mati rasa.

Beberapa menit kemudian setelah agak dingin..

Kali ini biar aman aku icip pake sendok kecil. Kusendok sedikit isi gelas, lalu kuseruput.

Hmmm..

Satu sendok lagi

Boleh juga

Satu sendok lagi

Lah enak

Satu sendok lagi

Duh ngga puas pake sendok, seruput lah langsung dari gelas! Bener kata dia, enak ternyataaaa!!! Dan laporan langsung dari tempat kejadian, sudah berapa jam berlalu tapi belum ada tanda-tanda mules datang. Baik-baik saja. Horeeeee.

Jadi yang, kapan nih kita ngopi bareng?
Rabu, 28 Maret 2018

Keinginan Lagi

Aku tak ingin hanya jadi sekedar kenang.

Aku ingin jadi yang selalu kamu ajak menari saat senang dan yang tak segan kamu tampakkan luka saat duka menggenang.

Jadi yang disertakan dalam suka ria awal bulan memuaskan perut sampai kenyang dan saling menertawakan isi dompet pada akhir bulan hingga lemas otot rahang.

(Serpong, 28 Maret 2018)

Senin, 19 Maret 2018

Beda

Yang satu sering sulit tidur, yang satu memejam sebentar saja tiba-tiba sudah mendengkur.

Yang satu penikmat kopi, satu lagi penyuka kudapan yang berpotensi melebarkan pipi.

Yang satu katanya sejak dulu pandai berenang, yang satu sepintar-pintarnya dalam air hanya mengambang.

Yang satu tidak bersahabat dengan ketinggian, yang satu menjadikan naik balon udara sebagai salah satu impian.

Yang satu seringkali memanjakan dengan tindakan, yang satu suka sekali memberi kata gombalan.

Yang satu dijadikan sosok untuk dimintakan nasehat, yang satu menjadi tempat pengisi semangat.

Yang satu pemikir matang dimana semuanya dipikirkan terlalu dalam hingga kadang kepalanya dipenuhi kekhawatiran, satu lagi si santai yang jauh dari kecemasan dan lebih memilih menikmati apa saja yang hidup suguhkan.

Dua manusia dengan pembawaan berlainan namun saling membutuhkan dan melengkapkan. Seperti anemon laut dan ikan badut. Seperti bunga dan rama-rama.

Dua manusia yang menjadikan perbedaan tidak berarti karena sudah dipersatukan oleh rasa yang sama pada tiap hati.

(Serpong, 20 Maret 2018)