Pages

Jumat, 28 Agustus 2015

Angin

Kurasakan sebuah jawilan menyentuh pundakku. Aku menoleh. Angin ternyata.

"Hai," sapa Angin dengan senyum terkembang "Aku akan mengembara ke selatan. Mau menitipkan sesuatu, cinta misalnya? Biar nanti kuhembuskan ke telinganya."

Aku tertawa, "Tidak, tak perlu. Kau mungkin bisa menghembuskan cinta ke telinganya, tapi tidak ke dalam hatinya."

0 komentar:

Posting Komentar