Pages

Jumat, 05 Agustus 2016

Khusus Dewasa

Selain di hadapan rindu, aku juga lemah di hadapan kata gratis, diskon, dan murah. Seperti hari kemarin. Ngga sengaja liat postingan tentang komik second kondisi mulus harga miring barang ready minat ping me. Tiba-tiba aku hilang kesadaran begitu saja, macam korban hipnotis Uya Kuya dikasih liat api. Ketika kesadaranku kembali aku sudah ada di depan atm, tangan satu memegang kertas struk bukti pembayaran, tangan satu mengetik watsap yang bertuliskan "sudah transfer ya sis buat komiknya." Ah, aku lemah.

Selang berapa hari dari itu, paket komikku pun tiba di kantor. Dua bungkus paket yang dikemas dengan pembungkus masing-masing berwarna pink dan biru. Sengaja memang kubeli banyak, mumpung murah. Dengan tak sabar, proses unboxing pun segera kulakukan. Kuambil salah satu paket, robek kertas pembungkus, gunting lakban yang menempel, lalu mengeluarkan isinya. Melihat komik-komik bertebaran, sebut saja Cebong, teman seruanganku, mengambil satu komik dan membacanya, sementara aku masih sibuk membuka bungkusan paket satu lagi.

"Kak Sita, Kak Sita liat deh!!" tiba-tiba Cebong dengan histeris memperlihatkan komik yang terbuka padaku, "Masa baru aku buka isinya udah tweweew!!"

"ASERIUS???"

Aku melihat komik yang disorongkan Cebong ke arahku. Di panelnya nampak gambar adegan yang sering kulihat dalam brosur posyandu milik Mamaku yang bertemakan asi eksklusif. Bedanya, tidak ada bayi di komik ini. Orang dewasa semua.

"WAIYAAAKK!! ISINYA TWEWEEW!!" Ujarku ikut histeris.

Kami pun membuka-buka komik lain. Hasilnya, hampir sebagian besar komik mengandung muatan dewasa. Yakinlah, kalau dibaca bocah di bawah umur dan ketauan Emaknya, pasti langsung disunat di tempat. Sumpah, aku ngga sadar kalau yang aku beli adalah komik dengan rating 17+, aku kira cuma serial cantik biasa. Coba kalau aku tau, aku ngga akan beli..

..dikit, yang banyak sekalian. Eh..

Aku memilah-milah komik, menyeleksi dan membaginya menjadi dua tumpukan. Satu tumpukan untuk yang aman dikonsumsi siapa saja, satu tumpukan lagi khusus untuk mereka yang butuh edukasi pra menikah.

"Aku ambil yang ini," aku menunjuk tumpukan sebelah kiri yang aman dikonsumsi, "yang ini diapain ya?"

Aku dilema. Dibuang sayang, penasaran. Disimpen di rumah, aku masih mau dianggap anak sama Mamah. Disimpen di kantor, aku ngga mau dipecat secara ngga baik.

"Aku buang aja apa ya?"

"JANGAN KAK SITA, AKU MAU BACAAAAA!!!" Cebong memekik, lalu mengambil satu komik dari tumpukan sebelah kanan, "Jangan ganggu aku ya, aku mau baca dulu, hiburan, biar ngga kayak orang kurang piknik."

Dia pun anteng di mejanya, membaca komik. Atau lebih tepatnya melihat-lihat gambar, karena yang dia lakukan hanya membuka-buka halaman dengan cepat sambil bergumam pelan, "mana lagi sih twewewnya.."

Yassalam si Cebong..

Sementara Cebong khusyuk "membaca", aku menelepon Incess, temanku di lantai 4, menceritakan perihal kedatangan komikku.

"Ncess, tau ngga, masa kan aku beli komik, eh aku ngga tau, ternyata isinya ada twewewnya."

"IYAKAH? MAU BACAAAA!!!"

Gubrak

"PINJEEEEEEMM!!!"

Suara Incess dari balik telepon terdengar penuh semangat, percis suara para wota neriakin nama oshinya pas lagi manggung dengan rok pendek berkibar-kibar.

"Pinjem pokoknya! Nanti aku turun yah."

Suara Incess hilang, digantikan suara tut tut dari telepon. Dan bener aja. Menjelang jam pulang, Incess turun, masuk ke ruanganku dengan menggebu-gebu, nodong minta komik, duduk di pojokan, dan anteng baca komik sampai pulang kerja. Tipe wanita idaman banget nih, sama komik aja serius, apalagi sama komikmen yang udah dibikin berdua kan.. #promointemen

Selain Incess, banyak lagi orang-orang yang datang ke ruanganku dengan modus pengen minjem komik. Di antaranya sebut saja Emak dan Bundo. Sekilas info, isi kolom status di KTP mereka beda dengan punyaku. KTP mereka bagian status terisi "kawin", punyaku  isinya masih "coming soon".

Mereka berdua ini paling rusuh, karena yang mereka lakukan bukan duduk manis membaca dengan tenang seperti Cebong atau Incess. Bukan, sodara-sodara, bukan. Yang mereka lakukan adalah membaca dialog adegan twewew dalam komik dengan penuh penghayatan. Lengkap dengan desahannya. Berasa video kenangan Ariel - Luna Maya dijadikan sandiwara radio dengan mereka berdua sebagai pengisi suara.

"Ah, Takeru, aaahh.." Emak membaca dengan nada suara mendesah-desah kayak habis makan maicih level 10.

"Aku mencintaimu, aaahh.." Bundo ikut membaca, membalas dialog Emak dengan desahan serupa.

"Apaan, pas ngelakuin aja tu bilang aku cinta kamu, aku cinta kamu!"

"Tau, kalau udah dapet maunya mah udah tuh, kita dicuekin!"

"Iya, laki gue tuh gitu!"

"Sama, laki gue juga!"

Ya Tuhanku, mereka malah berlanjut curhat masalah intern rumah tangga. Dasar wanita-wanita di kantorku karbet semua..

4 komentar:

  1. Dasar pengepul komik yadong... Membuat kepolosanku dan Cebong terenggut begitu saja....


    Ah, Takeruuu!!!!

    BalasHapus
  2. Ahahahahaa kocaaaaak. Itu Cebong umur berapa sih? Daaaan... Twewew itu apaaa artinya? *seketika membayangkan aneh-aneh*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cebong abege yang beranjak dewasa pokoknya. Dan twewew itu semacam sensor untuk adegan.. mmm.. itu deh.. :|

      Hapus