Pages

Sabtu, 13 Agustus 2016

Chapter 4

Dalam serial animasi Spongebob Squarepants, ada satu episode yang isinya menceritakan tentang Spongebob yang ingin hidup di alam liar jauh dari manusia, eh, ikan dan makhluk laut lain lebih tepatnya. Dia ninggalin semuanya. Rumahnya, pekerjaannya, temennya, keluarganya, bahkan bajunya. Dia hidup di alam liar bersama ubur-ubur. Tidur di pasir, makan rumput, juga berkeliaran tanpa baju. Jauh dari kerumunan masyarakat. Dan sumpah, saat ini, aku pengen banget ngelakuin itu. Bukan, aku bukan pengen bertelanjang ria makan rumput dan tiduran di pasir, yakali, otakku belum segeser itu. Maksudku saat ini aku pengen hidup menjauh dari manusia, mengasingkan diri hidup bareng sapi Wagyu yang kalau kulapar bisa dijadiin steak.

Aku ngga mau hidup bareng Kak Kinan lagi, juga ngga mau ketemu Mas Angga ataupun Mas Rama. Ngga setelah aib memalukan yang sungguh bikin aku pengen menggadaikan mukaku di penggadaian. Sayang mukaku ngga bersertifikat. Kurang berharga pula.

Semua berawal dari siang tadi. Seperti yang sudah direncanakan, aku, Kak Kinan, Rama, dan Mas Angga pergi menonton bioskop. Kami berangkat dari rumah sekitar habis Dzuhur naik mobil kodok klasik Mas Angga. Konon katanya, Mas Angga ini suka barang antik, makanya mobilnya antik. Masuk akal, pantas dia suka Kak Kinan.

Posisi duduk dalam mobil sudah bisa ditebak. Mas Angga menyetir, Kak Kinan di depan, aku dan Mas Rama di belakang. Sepanjang perjalanan, Kak Kinan dan Mas Angga ngga berhenti membuat kampanye terselebung mempromosikan aku pada Mas Rama, dan juga sebaliknya.

"Binar ini suka nulis lho, Ram, dia pengen jadi penulis." Kata Kak Kinan.

"O ya?"

"Iya. Dia suka nulis-nulis cerita terus diposting di Wattpad atau Wordpress dia. Bagus ceritanya, genrenya romance ya Bin? Pembacanya udah lumayan banyak lho."

"Wah, kreatif ya Binar."

"Selain suka nulis, dia juga suka masak Ram, bikin kue terutama. Kamu harus nyobain nastar bikinan dia, sumpah, enak banget!"

Kak Kinan terus menceritakan tentang aku layaknya mbak-mbak di iklan home shopping sedang mempromosikan panci tekanan tinggi keluaran terbaru. Aku cuma diem sambil sesekali menimpali dengan cengiran. Sumpah, canggung banget. Tengsin.

"Eh iya, kita ini mau nonton apa sih Kak?" Tanyaku mencoba mengalihkan isu yang sedang beredar.

"Mm, apa ya, bentar aku liat jadwalnya," Kak Kinan mengeluarkan hapenya, mengecek jam tayang bioskop secara online, "Wah, Conjuring 2 jamnya deket nih. Nonton itu aja yah?"

Mampus.

Bukannya aku penakut, hanya saja sebagai calon penulis, aku punya daya ingat dan imajinasi yang cukup tinggi, makanya sebisa mungkin aku menjauhi hal-hal yang bersifat horor. Dulu, aku pernah nangis di Mall, di toko boneka lebih tepatnya, karena malem sebelumnya aku habis nonton Chucky, si boneka setan saus tartar. Gara-gara dia, aku jadi takut kalau ternyata semua boneka di sana hidup, lalu mengeroyokku rame-rame. Aku juga pernah selama beberapa hari ngga nonton tivi dan nyentuh laptop karena aku takut Sadako keluar dari layar setelah nonton filmnya. Iya, imajinasiku setinggi itu.

"Kalau Now You See Me gimana, Nan?"

Baru aku membuka mulut ingin protes minta film lain aja, Mas Rama buka suara.

"Coba cek yah. Mmm.. Ada nih, jamnya juga deket. Mau nonton itu Ram?"

"Iya, gue penasaran sama itu."

"Oke deh, Now You See Me. Yang lain gimana, setuju?"

"SETUJUUUUUUUU!!!" Aku berseru dengan lantang. Duh, ingin rasanya menganugerahi piagam penghargaan sebagai tanda terima kasih ke Mas Rama. Mas Rama penyelamatku!

Di bioskop, antrean ngga terlalu rame, cenderung agak sepi. Mungkin karena udah masuk minggu-minggu akhir dari awal penayangan dua film happening itu. Kami datang mepet, pas banget sama jam tayangnya. Kak Kinan langsung buru-buru beli tiket plus pop corn, dan ngga lama tiket sudah ada di tangan.

"Kak, aku mau pipis dulu.." Kataku yang tiba-tiba saja kepengen pipis.

"Ya udah, pegang nih tiketnya. Kita masuk duluan yah, udah mulai soalnya. Studionya yang sebelah loket. Kita duduk di C 10 sampai 14, pinggir jalan kok."

"Oke!"

Aku menyambar tiket yang disodorkan Kak Kinan dan segera melesat ke kamar mandi. Setelah tuntas menyelesaikan tugas duniawi, aku bergegas menuju studio yang letaknya di kanan loket. Mbak-mbak yang bertugas di pintu merobek tiketku dan mengantarku masuk. Di dalam sudah gelap dan film sudah mulai. Sambil memicingkan mata mencoba melihat dalam gelap, aku mencari tempat dudukku. Aha, ketemu, ini dia C 10, tepat di pinggir. Aku duduk dan mulai menonton sambil sesekali meraup pop corn di sebelahku. Entah siapa sebelahku, gelap, aku ngga bisa lihat.

Semakin lama kutonton, entah kenapa kayaknya kerasa aneh. Dari trailer yang kulihat perasaan Now You See Me ngga begini ceritanya. Seingatku filmnya tentang sulap-sulapan. Kenapa ini malah tentang anak kerasukan?? Dan... KENAPA LAMA-LAMA SEREM????

"Ini kok aneh sih ceritanya, kenapa serem?" Aku berbisik ke sebelahku.

"Eh? Emang Conjuring serem kan?" Terdengar suara lelaki di sebelahku menjawab.

Conjuring? Sebelahku kenapa suaranya asing ya? Aku mengambil hape, menyalakannya dan mengarahkan cahayanya ke sebelahku. Di sebelahku nampak lelaki yang wajahnya asing bagiku. Aku melongo.

"Eh... Ini... Bukan.. Now You See Me..?"

"Bukan, ini Conjuring Mbak."

Mampus.

Aku menelan dengan berat pop corn yang sedari tadi kukunyah.

0 komentar:

Posting Komentar