Pages

Jumat, 07 Maret 2014

Psikotes Kerja? Aku Siap, Aku Siap!

beberapa hari yang lalu, jerapah menghubungiku minta ditemani ke sebuah bank untuk ikut psikotes kerja. aku mengiyakan meski sebenarnya jadwal kegiatanku hari itu sangat sibuk. paginya aku harus ngelakuin penelitian tentang berapa bungkus arem-arem yang dibutuhkan untuk mengenyangkan perut orang dewasa. siangnya nonton ftv dilanjutkan dengan tidur siang. sorenya ngadain penelitian lagi dengan judul berbeda, tentang berapa lama waktu yang dibutuhkan seseorang untuk pergi mandi setelah ngalungin handuk. sibuk lah pokoknya. tapi apa boleh buat, demi sahabat, aku rela meng-cancel jadwal penelitian dan nonton ftv. ngga berapa lama, jerapah mengabari lagi kalau lowongan yang tersedia disana ternyata untuk dua orang.

"ikutan aja," kata jerapah, "siapa tau kan kita keterima berdua kerja bareng."

okelah. maka aku pun segera mempersiapkan perlengkapan yang kira-kira dibutuhkan. karena ini psikotes, maka perlengkapan tempur yang harus dibawa selain cv dan kawan-kawannya adalah pensil 2b, rautan, penghapus, dan pulpen. berasa anak sekolahan mau UN ya. tadinya aku mau pakai seragam SMAku dulu biar lebih menjiwai, sayang udah ngga muat.

psikotes dimulai jam 9. jam setengah 8 kurang aku sudah rapi jali necis klimis ayu kemayu. siap berangkat. aku pun melangkah ke rak sepatu, mencari sepatu yang lumayan formal untuk momen macam begini. aku punya 3 kategori alas kaki, yang pertama alas kaki untuk rumah dan warung. yang masuk kategori ini diantaranya sendal jepit 10ribuan boleh beli di itc dan sendal hotel boleh bawa abahku pulang dinas luar kota. yang kedua alas kaki buat ngegaul macam sepatu kets dan sendal-sendal yang bagusan. dan yang ketiga alas kaki untuk acara formal dan kerja.

untuk kategori ketiga, kebanyakan yang ada di rumah adalah sepatu dan sendal berhak tinggi. ulah mamaku tersayang yang maksud hati pengen punya anak trendy tapi apa daya anaknya nerdy. beliin banyak alas kaki berhak buat anaknya, tapi di mata anaknya nampak seperti egrang jadi jarang dipakein. sebenarnya rata-rata haknya ngga tinggi-tinggi banget sih, kalau diukur masih lebih tinggi gengsiku, tapi tetep aja rasanya kurang nyaman bagiku untuk make alas kaki berhak tinggi. maka yang lebih sering kupakai adalah sepatu tipe moccasin yang haknya normal.

sedihnya, sebelah sepatu tercintaku itu digondol anjing beberapa hari yang lalu. jahat ya anjing itu, teganya dia memisahkan sepasang pasangan yang sudah ditakdirkan bersatu. hih. kalau anjing itu main sinetron, dia pasti jadi pemeran antagonis macam miska di cinta pitri yang selalu nyoba misahin fitri dan farel.

betewe ngomong-ngomong masalah anjing, aku heran deh sama iklan minuman bermerk ponari sweat itu. udah pada liat kan? iklannya itu bercerita tentang seorang cewe cakep yang lagi joging. ketika sedang lari-lari kecil, dia ngelewatin rumah yang ada anjingnya. entah dapet bisikan setan jail darimana, dia iseng ngeledekin anjing itu dengan meletin lidah. anjing itu pun marah, emang dia ikan apa dimelet-meletin? maka anjing itu beranjak ngejar cewe itu. cewe itu pun lari menghindari si anjing, lari dengan penuh gaya seperti penjaga pantai di film baywatch. wajahnya tersenyum santai dan tetap terlihat cantik.

oh, beach please. orang macam apa yang bisa tetap santai, gaya, dan tersenyum manis ketika sedang dikejar anjing? bukan main. aku sendiri pernah dikejar anjing, dan boro-boro senyum cantik, yang kulakukan ketika itu adalah lari terbirit-birit sekencang mungkin sambil nangis jejeritan manggil-manggil mama, lalu loncatin got tapi pijakan kaki ngga pas dan akhirnya malah nyusruk. dan aku pulang sambil nangis dengan langkah terseok-seok karena kaki berdarah. paradoks banget ya dengan cewe itu. 

menurutku ada dua kemungkinan kenapa cewe itu bisa tetep santai dan ngga takut ketika dikejar anjing. pertama, dia punya peliharaan yang lebih galak dan ganas dari anjing, mungkin godzilla atau dosen killer. kedua, dia biasa dikejar-kejar, entah dikejar tramtib, rentenir, atau dikejar bayang-bayang masa lalu.

oke, kembali ke cerita. aku pun bengong di depan rak sepatu, bingung mau pake sepatu yang mana.

"pakai sepatu yang ini aja nih." mamaku menyodorkan sepasang sepatu hak tinggi. sepatu yang sudah lamaaaa banget dibelikan mama untukku tapi ngga pernah kupakai sama sekali. haknya ngga terlalu tinggi, sekitar 5 senti. aku menghela napas. ya sudahlah daripada ngga ada, pikirku pasrah sambil memakai sepatu itu kemudian segera berangkat.

aku siap! aku siap!

..to be continued

lanjutannya menyusul ya di part 2, biar kayak film-film beken ada part-partnya. ciao!

4 komentar:

  1. Ciyeeee interview nih yee ciyeee. Semangat yaaa!

    BalasHapus
    Balasan
    1. ciyee iya nih cieee. part 2-nya udah ada lho kalau penasaran lanjutannya #pedebingitsgeto

      Hapus
  2. Pake dengan senag hati donk sepatu haknya... keseringan rizki itu selau disisihkan buat yang berHAK..... kali aja bisa sukses interviewnya, walau nggak gitu ngerti juga sih hubungannya dimana.

    BalasHapus
    Balasan
    1. entah hubungannya dimana ya, that's a question of life

      Hapus