Pages

Senin, 15 April 2013

[BeraniCerita #07] Si Pendiam Yang Aneh


Pria itu dari tadi hanya mematung saja di pojokan. Tak membaur dengan kami, yang kebanyakan sudah teler dan meracau tak jelas sambil bertingkah gila-gilaan karena miras, mariyuana, pil-pil ekstasi, dan sebangsanya. Dia sunyi, hanya matanya yang aktif memandangi sekeliling. Terhuyung-huyung, dengan langkah berat dan kesadaran yang sedikit tersisa, aku mendekatinya.

‘Hai bro, gua perhatiin dari tadi lu diem aja, ngga nikmatin apa-apa. Ayolah, ngga usah segen, kita party bro, nih gua kasih buat lo..’

Kusodorkan kertas berisi mariyuana yang sudah kulinting padanya. Ia menatap lintingan kertas itu dengan ragu.

‘Kenapa, ngga mau? Atau mau ini?’

Kusambar suntikan yang tergeletak di samping pemuda yang sedang mengawang-ngawang menikmati efek pemakaiannya, kemudian kusodorkan lagi padanya. Kembali dia menatap ragu, tapi akhirnya ia sambar barang-barang di tanganku.

Aneh, sepertinya aku belum terlalu teler, tapi tiba-tiba aku berhalusinasi melihat sebuah pistol terarah ke wajahku dari tangannya. Pria itu lalu berbicara dengan walkie talkie-nya, dan kemudian riuh. Pintu menjeblak terbuka, masuklah kerumunan pria berseragam membawa pistol. Mereka masuk, menangkapi orang-orang yang sedang teler, mengumpulkan semua pil, bubuk, suntikan, serta dedaunan yang tercecer. Beberapa membekuk tanganku, mencoba menangkapku. Aku berontak, melawan, dan lari dengan langkah terhuyung. Tiba-tiba sengatan panas terasa di kakiku. Aku terjatuh, menghambur ke lantai. Laki-laki pendiam itu menghampiriku sambil tetap mengacungkan pistolnya yang sedikit berasap.

‘Jangan melawan! Kami polisi! Kalian sudah kami tangkap!’




-220 kata-

0 komentar:

Posting Komentar